Senin, 30 Maret 2009

Selasa, 10 Maret 2009

Contoh LKTI TIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya Tulis yang berjudul “Implementasi Pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah dalam Menunjang Pembelajaran” ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak I Gusti Made Suberata, M. Ag. selaku Kepala Sekolah SMA Pariwisata Saraswati Klungkung.

2. Bapak I Made Eka Sulantara, S. Pd. selaku guru pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam pembuatan karya tulis ini.

3. Bapak I Nyoman Winastra, SE. yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk mengikuti lomba karya tulis ini.

4. Teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan tulisan ini.

5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penyelesaian tulisan ini.

Penulis menyadari, bahwa uraian singkat yang termuat dalam tulisan ini masih sangat sederhana dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan bagi pembaca yang berminat menindaklanjuti tulisan ini berpartisifasi dalam menuangkan idenya demi kesempurnaan tulisan berikutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarapura, Desember 2008

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar Pustaka ............................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 4

BAB II Metode Penulisan ........................................................................................... 5

BAB III Pembahasan .................................................................................................. 6

3.1 Teknologi Informasi di Sekolah ................................................................... 6

3.2 Konsep Peranan TIK sebagai E-Media ........................................................ 7

3.3 Peranan TIK dalam Menunjang KegiatanPembelajaran .............................. 9

3.4 Penghambat Penerapan TIK di Sekolah ...................................................... 10

BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan................................................................................................... 13

4.2 Saran ............................................................................................................ 13

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi yang dipandang sebagai salah satu agen perubahan peradaban manusia saat ini masih belum banyak dapat dinikmati oleh masyarakat. Ketidakseimbangan/ektremitas pengetahuan yang dimiliki masyarakat kota dan masyarakat desa sangat jauh berbeda dan ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi. Hal ini terbukti dari rendahnya kepemilikan sarana teknologi informasi khususnya komputer di masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah pedalaman. Walaupun demikian, dengan perkembangan teknologi informasi sekarang telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual, tetapi juga pada sumber informasi lainnya yang salah satunya adalah internet. Keunggulan internet daripada alat informasi yang lain membuat beberapa masyarakat beralih untuk memanfaatkannya. Salah satu keunggulan tersebut adalah dapat dipakai sebagai media komunikasi dan transaksi real pada saat itu juga, tanpa harus menunggu berhari-hari untuk dapat bertemu dan melakukan transaksi. Hai ini adalah sebagian kecil dari keunggulan dan fungsi dari implemetasi teknologi informasi. Secara umum, teknologi informasi dan komunikasi telah berpengaruh banyak di segala bidang kehidupan manusia termasuk didalamnya adalah di bidang pendidikan khususnya dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.

Berbagai inovasi telah dilakukan oleh pelaku pendidikan untuk meningkatkan mutu pembelajarannya. Berbagai penelitian pun telah dilakukan, namun hasilnya sampai saat ini belum bisa dinikmati secara maksimal dan menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor, yang diantaranya adalah faktor kebermanfaatan, yaitu hasil suatu penelitian terhadap pembelajaran hanya dapat bermanfaat besar pada kondisi saat itu, sementara untuk penggunaan yang lebih luas belum menjanjikan. Jika diperhatikan lebih khusus tentang prestasi siswa, utamanya di bidang sains hasil dari tes yang dilakukan oleh Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS) mengungkapkan bahwa kemampuan siswa SMP berada pada peringkat ke 32 dari 50 negara yang berperan serta. Sementara tes yang dilakukan oleh Associations for Evaluation of Educational Achievement International (AEEAI) menunjukan bahwa kemampuan sains siswa Indonesia berada pada peringkat 36 dari 50 negara (Santyasa, 2008). Fakta-fakta tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pembelajaran sains di Indonesia perlu ditingkatkan, mengingat kemampuan sains menjadi landasan dalam pengembangan teknologi. Dengan demikian dengan adanya teknologi informasi seperti sekarang ini (khususnya komputer), pemanfaatanya perlu lebih ditingkatkan dalam menunjang kegiatan pembelajaran.

Masa sekarang teknologi dan sains telah menjadi satu kesatuan yang berkembang dan bermanfaat di segala bidang kehidupan manusia. Khusus di bidang pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seolah-olah telah menjadi menjadi kebutuhan mutlak. Hal ini terlihat dari telah digunakannya komputer secara luas sebagai akses informasi dan pengolahan data sekolah. Komputer telah digunakan dalam mengolah data-data sekolah, seperti pengolahan data siswa, pegawai, sampai pada pengelolaan perpustakaan dan juga sebagai sarana dalam pembelajaran. Walaupun demikian, masih banyak pelaku pendidikan, utamanya guru senior belum mampu berinovasi dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Mereka masih lebih cenderung melaksanakan pembelajaran secara konvensional dengan model oriented book. Dengan demikian pengalaman siswa sama seperti apa yang tertuang dalam buku sehingga dituntut pengalaman belajar siswa sama seperti di buku. Apa yang ada dan tertuang di buku, itu yang diajarkan kepada siswanya tanpa memperhatikan situasi, kondisi, dan geografis sekolah. Sebagai suatu contoh, situasi, kondisi, dan geografis sekolah yang ada di dataran rendah tidak sama dengan sekolah yang berada pada dataran tinggi, sehingga pengalaman belajarnya pun idelanya harus berbeda dengan menekankan pada konsep materi ajar yang sama.

Dalam penelitian-penelitian pendidikan, metode-metode pembelajaran seperti itu sudah mulai ditinggalkan dan walalupun masih digunakan hanyalah sebagai pembanding yang dianggap standar dalam pembelajaran dan tentunya tidak revelan lagi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam beberapa penelitian pembelajaran, model pembelajaran konstruktivis dilaporkan telah berkontribusi positif terhadap hasil belajar siswa, yaitu guru mendisain pembelajaran dan mengahdapkan siswa pada pembelajaran riil sehingga siswa mampu membentuk pengetahuannya sendiri. Teori ini sangat tepat diterapkan hanya pada materi-materi tertentu yang tidak banyak memerlukan waktu. Untuk menyelesaikan materi-materi yang memerlukan banyak waktu, maka guru diharapkan lebih inovatif dalam melaksanakan pembelajaran, terutama dalam memanfaatkan TIK. Mengingat teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya terbatas pada hrdware dan sofrware, tetapi juga mengikutsertakan manusia dan tujuan yang ditentukan maka penggunaan teknologi informasi terutama e-media sebagai pilihan dalam dalam mengembangkan materi ajar sesuai dengan situasi, kondisi, dan geografis sekolah. Sarana TIK dapat membantu mengintegrasikan dan mensimulasi materi-materi pembelajaran tersebut, seperti dalam bentuk presentasi slide, film, gambar maupun bagan sehingga keriilan pengalaman siswa dapat terwujud dalam keterbatasan waktu pembelajaran.

Dengan dibentuknya pembelajaran seperti itu diharapkan olah pikir yang dapat dibentuk siswa dapat membantu mereka dalam menginternalisasikan konsep-konsep baru yang dipelajarinya yang berbasis pada pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Penalaran sangat diperlukan dalam perkembangan teknologi informasi. Pengintegrasian pengetahuan baru ke pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat berlangsung melalui proses asimilasi dan akomodasi. Menurut Novak dan Canas (2008) dalam Santyasa (2008) proses asimilasi dan akomodasi dapat dipercepat dengan bantuan peta konsep. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dengan peta konsep tersebut, diantaranya adalah dengan memanfaatkan media elekronik, seperti OHP dan LCD-Proyektor-komputer. Dalam hal ini, basis pembelajaran yang dapat dirancang adalah pembelajaran peta konsep berbasis komputer. Sampai saat ini belum ditemukan adanya model pembelajaran yang memanfaatkan komputer sebagai alat bantu penyampaian materi ajar. Dengan demikian dalam tulisan ini akan digagas dan dikupas tentang peranan TIK dalam menunjang pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan luasnya lingkup permasalahan yang dikaji, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut.

  1. Bagaimana peranan TIK dalam menunjang kegiatan pembelajaran?
  2. Kendala-kendala apa yang menghambat pelaksanaan TIK di sekolah-sekolah?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan penerapan TIK dalam membantu proses pembelajaran dan mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan TIK dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat secara umum penulisan ini memberikan wawasan dan paradigma tentang peranan teknologi informasi di masyarakat di era globalisasi ini. Sedangkan manfaat khususnya adalah:

1. memberikan pengetahuan dasar dan kasar tentang keberadaan dan peranan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah.

2. memberikan gambaran tentang kendala-kendala yang yang menjadi barier penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah.

3. dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan karya berikutnya yang mengambil pokok permasalahan yang serupa.

BAB II

METODE PENULISAN

Metoda pengumpulan data memegang peranan yang sangat penting dalam suatu karya ilmiah. Dalam penulisan karya ini, metoda yang digunakan adalah telaah kepustakaan, yaitu dengan memadukan intisari dari beberapa sumber bacaan yang relevan dengan judul, sehingga diperoleh suatu data yang kemudian dianalisis atau diolah secara deskriftif. Dengan demikian simpulan yang dibuat diharapakan menjadi lebih tepat berdasarkan teori-teori yang telah ada.

BAB III

PEMBAHASAN

Teknologi Informasi di Sekolah

Sebuah sekolah pada hakekatnya adalah sebuah unit kerja yang bertugas dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Idealnya, sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran sekolah memiliki unsur-unsur sebagai berikut.

1. Ruangan atau gedung yang difungsikan sebagai ruang pembelajaran.

2. Halaman dan taman yang juga dapat difungsikan sebagai ruang pembelajaran.

3. Perpustakaan yang juga difungsikan sebagai ruang pembelajaran.

4. Sarana dan prasarana lain yang difungsikan sebagai penunjang pembelajaran.

5. Tenaga pengelola, baik kepala sekolah, guru, pegawai, dan satpam yang bertanggungjawab terhadap kelancaran kegiatan pembelajaran.

6. Keuangan.

Sarana yang mutlak diperlukan saat ini khususnya di sekolah adalah adanya peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang dalam hal ini berwujud dalam seperangkat peralatan komputer. Hal ini dapat terwujud jika semua komponen sekolah, terutama masalah pendanaan memenuhi. Di mata masyarakat, walaupun tidak sepenuhnya, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang salah satunya memiliki fasilitas TIK, yaitu komputer. Komputer yang merupakan seperangkat alat elektronik pengolah data fungsinya telah diluaskan menjadi sumber belajar. Beberapa materi yang absrak dan memerlukan waktu yang lebih dapat dituangkan dalam sebuah pembelajaran dengan bantuan komputer, dan dengan harapan materi tersebut dapat dipahami dalam bentuk semi riil oleh pebelajar. Dengan demikian pebelajar tidak akan belajar menghayal atau hanya menghafal, tetapi secara audio visual pebelajar dapat mengalami dan merasakan pembelajarannya. Dengan mengalami dan merasakan pembelajarannya, pebelajar akan dituntut mampu menyusun konsep materinya sendiri menjadi sebuah pengetahuan sesuai dengan tuntutan teori konstruktivisme. Selain itu, guru-guru yang ada akan dituntut dan dipaksa untuk mengikuti perkembangann tersebut sehingga guru akan menjadi lebih berinovasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar sehingga secara menyeluruh akan terwujud civitas dan masyarakat intelek yang penuh dengan inovasi dan pengtahuan. Dengan harapan kesunyataan seperti itu, maka tidak berlebihan kiranya setiap sekolah diwajibkan memiliki fasilitas teknologi informasi dan komunikasi.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sekolah sekarang telah dimasukan dalam materi kurikulum dan pembelajaran. Dengan kata lain TIK telah menjadi materi pokok dalam pengembangan diri sebuah sekolah. Ini merupakan sudah suatu tujuan yang berkembang daripada hanya sekedar penyediaan sarana, tetapi juga tuntutan profesionalisme sebuah institusi yang akan membawa institusi tersebut menuju pada wawasan internasional. Dengan masuknya sarana dan materi TIK sebagai penunjang pembelajaran di sekolah akan sangat membantu sekolah tersebut dalam mengakses dan mengirim informasi, serta akan memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran.

Konsep Peranan TIK Sebagai E-Media

Dunia pendidikan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan dunia pendidikan ini perlu didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet. Atau paling tidak dapat mengintegrasikan peranan teknologi informasi sebagai sarana penunjang dalam suatu kegiatan. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, yang pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri. Beberapa bagian unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001) e-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer (Soekartawi, 2003). Karena itu e-learning sering disebut juga dengan on-line course. Dalam berbagai literatur e-learning tidak dapat dilepaskan dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan gagasan pembelajaran. Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala dan hambatan untuk mengaplikasikan sistem e-learning ini, antara lain:

(a) masih kurangnya kemampuan menggunakan Internet sebagai sumber
pembelajaran,

(b) biaya yang diperlukan masih relatif mahal untuk tahap-tahap awal,

(c) belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran
melalui Internet, dan

(d) belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu
(Soekartawi, 2003).

Selain kendala dan hambatan tersebut di atas, kelemahan lain yang dimiliki oleh sistem e-learning ini yaitu hilangnya nuansa pendidikan yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, karena yang menjadi unsur utama dalam e-learning adalah pembelajaran.
Maka dengan melihat kelemahan dan kekurangan tersebut, para ahli berusaha menjawab fenomena ini dengan mengembangkan sistem e-education. Sistem ini telah didiskusikan secara aktif pada beberapa dekade terakhir ini. Pengembangan sistem e-education ini telah memberi inspirasi untuk mengembangkan e-media secara optimal guna percepatan pemerataan layanan pendidikan kepada masyarakat (Oetomo dan Priyogutomo, 2004). Masyarakat dalam hal ini selain memperoleh pendidikan melalui pendidikan formal, juga didukung oleh pendidikan melalui e-media, sebagai wujud dari pendidikan yang mandiri.
e-Education dengan pemanfaatan e-media, juga ditujukan untuk mengatasi persoalan e-learning, dimana e-media dapat dijadikan alternatif terdekat jika tidak ada koneksi ke Internet. Selain itu, e-media juga dapat membantu guru dan siswa dalam menyajikan dan membahas topik atau materi tertentu yang desain dan objek belajarnya adalah lingkungan alam maupun masyarakat luas yang tentunya memerlukan waktu lebih banyak dalam menemukan konsep permasalahan dan solusinya. Dengan demikian e-electronic, e-media dalam e-education merupakan salah satu solusi sederhana dalam mengatasi permasalahan beratnya materi pelajaran dan sempitnya alokasi waktu yang tersedia. Jadi pada saat ini, elektronik akan memegang peranan sangat besar dalam menunjang pembelajaran.

Peranan TIK dalam Menunjang Kegiatan Pembelajaran

Pada dasarnya penerapan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah sangat memberi dampak positif bagi sekolah yang bersangkutan. Beberapa penerapan yang mungkin digunakan di sekolah diantaranya adalah laboratorium komputer, jaringan komputer, koneksi internet, sistem informasi yang berkaitan dengan kegiatan sekolah seperti perpustakaan, data siswa, bahan pelajaran, dan lainnya (Daunsalam, 2008). Dari hal-hal tersebut terlihat bahwa TIK berperanan cukup luas dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Secara rinci peranan TIK dalam menunjang kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Mendukung sarana di laboratorium komputer. Laboratorium komputer merupakan hal yang paling lazim sebagai bentuk penggunaan teknologi informasi di sekolah. Walaupun laboratorium komputer umumnya digunakan untuk kegiatan pembelajaran komputer, namum tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan secara optimal. Siswa maupun guru yang memiliki bakat dalam komputer dapat melakukan eksperimen dan eksplorasi lebih lanjut di laboratorium komputer. Dengan memberikan keluasaan dalam penggunaannya, serta pengawasan dan bimbingan yang cukup, maka mereka akan menghasilkan suatu produk yang mungkin dapat membangkan diri dan sekolahnya sehingga laboratorium TIK ini akan menjadi tempat yang sangat berguna bagi mereka. Pelatihan, diskusi, maupun aktifitas internal sekolah yang juga melibatkan masyarakat dapat juga dilakukan di laboratorium ini.

b. Mendukung koneksi antar komputer melalui sebuah jaringan. Umumnya jaringan komputer sudah menjadi kebutuhan dasar jika sebuah institusi memiliki banyak komputer. Dengan dibuatkan jaringan seperti LAN akan banyak manfaat yang diperoleh. Institusi tersebut akan dapat membangun berbagai sistem informasi yang berkaitan dengan tugas sehari-hari. Pemindahan data lebih cepat dapat dilakukan. Jaringan LAN juga meningkatkan efisiensi pengunaan internet.

c. Memudahkan akses informasi dari dan ke Internet. Institusi yang bersangkutan dapat mengirimkan informasi yang dimiliki ataupun mencari informasi terkait dengan pelajaran, pengembangan sekolah dan sebagainya. Dengan demikian koneksi internet memberikan banyak manfaat bagi kegiatan sekolah dan tentunya dengan pertimbangan bahwa internet adalah pisau bermata dua. Di satu sisi jika penggunaannya bijak, internet akan memberikan bantuan yang sangat berharga bagi pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan lain di sekolah. Disisi lain internet dapat juga memberikan informasi yang berbau sara atau pornografi. Maka dari itu diperlukan pengawasan dan pembatasan terhadap akses internet dari TIK tersebut. Internet adalah ibarat sebuah perpustakaan dan sumber data. Selain itu internet juga sebagai alat komunikasi dengan pihak luar yang berkepentingan melalui e-mail.

d. Media bantu guru dalam menyajikan materi pembelajaran. Dalam menyajikan suatu topik atau materi tertentu yang cakupannya cukup luas dan memerlukan pengalaman belajar yang cukup banyak yang tidak sesuai dengan tersedianya waktu pembelajaran, guru dapat menggunakan fasilitas TIK terutama komputer dan LCD-Proyektornya dalam mempresentasikan materi pelajarannya, sehingga pengalaman pebelajar diharapkan menjadi bertambah dan terkonstruk dalam pola pikir pebelajar. Dengan demikian tekonologi merupakan suatu alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran di kelas.

3.4 Penghambat Penerapan TIK di Sekolah

Kurang efektifnya penggunaan fasilitas TIK di sekolah diakibatkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut merupakan kendala yang perlu segera ditangani. Penangannya pun tidak mudah dilakukan, seperti mencarikan sarana baru dan mutahir, mencarikan tenaga handal dalam mengelolanya, ataupun memberikan pelatihan-pelatihan terhadap pegawai dan guru pada sekolah yang bersangkutan. Beberapa dari hal itu memang benar-benar telah dilakukan, namun belum menunjukan hasil yang diharapkan atau signifikan. Secara rinci, beberapa faktor yang menjadi penyebab terganggunya penerapan TIK di sekolah adalah sebagai berikut.

1. Ketersedian dana. Pemerintah pusat maupun daerah, negeri maupun swasta yang inten terhadap dunia pendidikan telah banyak berkontribusi meningkatkan jumlah sarana TIK bagi sekolah. Walaupun demikian, tidak semua sekolah dapat menikmati dana tersebut. Dan terkesan seolah-olah diprioritaskan terhadap sekolah-sekolah unggul saja. Dengan demikian, sekolah-sekolah kecil dan berada di pedalaman akan semakin tidak kelihatan kemajuan dan merasakan manfaatnya dalam pengunaan TIK. Atau beberapa sekolah telah berusaha mengumpulkan dana untuk secara mandiri untuk membeli peralatan TIK walaupun secara kredit atau dibeli secara sedikit demi sedikit.

2. Ketersediaan sarana. Walaupun dana memadai untuk pengadaan sarana, namun sampai saat ini sarana yang ada kebanyakan sudah berumur usang sehingga sering bermasalah dan bahkan mengganggu pembelajaran. Karena masalah tersebut guru menjadi enggan untuk menggunakannya. Sekolah yang bagus setiap saat mampu mengupdate sarana yang dimilikinya sesuai dengan versi yang diperlukan. Sampai saat ini kebanyakan sekolah di satu sisi masih belum menyediakan ruangan khusus untuk peralatan TIK untuk digunakan oleh masing-masing guru secara bergiliran, walaupun mereka telah memiliki laboratorium komputer. Jadi dalam hal ini minimal diperlukan dua ruangan untuk peralatan TIK. Satu ruangan khusus untuk kegiatan pembelajaran multi media, dan satu ruangan khusus untuk pembelajaran TIK. Hal ini diperlukan mengingat jam mata pelajaran TIK di sekolah cukup pada seiring dengan banyaknya jumlah kelas.

3. Pengelolaan dan Maintenance. Peralatan (sarana) yang sudah disediakan juga memerlukan pengelolaan dan perawatan yang berkesinambungan sehingga dapat terhindar dari kerusakan lebih dini. Kerusakan dapat terhindarkan lebih dini jika pengguna (user) sarana tersebut juga memiliki pengetahuan tentang etika dari penggunaan TIK khusunya barang-barang elektronik. Dalam melalukan pengelolaan dan perawatan tersebut juga diperlukan tenaga ahli di bidangnya. Dengan demikian sarana yang ada akan bertahan sesuai dengan rekomendasi perusahaannya. Sampai saat ini di kebanyakan sekolah masih menggunkan beberapa stap pegawai atau guru sebagai pengelola laboratorium komputer, sehingga kalau terjadi kerusakan mereka memanggil tenaga ahli dari luar, dalam artian sekolah belum memiliki tenaga yang handal.

4. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh suatu sekolah. Sampai saat ini masih banyak terlihat pegawai maupun guru yang masih gagap teknologi. Mereka kurang mampu beradaptasi dengan pesatnya kemajuan teknologi, khusunya teknologi yang dapat membantu kegiatan pembelajaran. Dengan adanya sarana ini tentunya para guru akan lebih mudah dalam memberikan pengalaman belajar pada pebelajarnya, yaitu dengan membuat inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Namun kenyataannya mereka masih menggunakan metode lama yang nota bene adalah oriented books. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka saja masih malas untuk membelajarkan dirinya dalam rangka mengikuti tuntutan jaman dalam rangka pemenuhan tugas-tugas mereka sebagai tenaga kependidikan.

Dari beberapa faktor tersebut yang menjadi kendala dan tantangan utama adalah masalah dana dan sumber daya manusianya. Hal ini didasari oleh asumsi sebaik dan seberapa besar anggaran dana yang ada jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang handal tidak akan mampu mengelola dan merawat sarana yang ada. Demikian juga sebalikanya, jika tersedia sumber daya manusia yang handal tetapi tidak didukung oleh sumber dana juga tidak akan mampu melakukan mintenance yang maksimal, sehingga peralatan juga tidak mampu dioperasikan secara optimal, apalagi secara maksimal.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan urain pada pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana mutlak yang diperlukan oleh dunia pendidikan sekarang.

2. Dengan teknologi informasi dan komunikasi, para pelaku pendidikan dapat meingkatkan improvisasi, kreasi, dan inovasi dalam pembelajaran.

3. Peranan teknologi informasi dan komunikasi sebagai e-electronic dan e-media searah dengan kebutuhan dunia pendidikan yang berupa e-education.

4. Dalam menunjang kegiatan pembelajaran, teknologi informasi dan komunikasi mendukung sarana pembelajaran di laboratorium komputer, mendukung koneksi antar komputer melalui sebuah jaringan, memudahkan akses informasi dari dan ke internet, serta membantu guru dalam menyajikan materi pembelajaran.

5. Faktor-faktor yang menjadi penghambat penerapan TIK di sekolah adalah kurangnya pendanaan, tidak tersedianya sarana yang memadai dan tenaga ahli yang mampu mengelolanya.

Saran

Dari uraian permasalahan dan pembahasan, ada beberapa saran yang disampaikan dalam kesempatan ini. Saran tersebut antara lain:

1. kepada masyarakat luas hendaknya mengikuti perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan hidupnya,

2. kepada pelaku-pelaku pendidikan hendaknya lebih mempersiapkan diri dalam usaha menguasai pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi,

3. kepada sekolah-sekolah yang belum memenuhi syarat dan standar kepemilikan sarana teknologi informasi dan komunikasi, hendaknya mulai membenah diri,

4. kepada pihak yang berkompeten, perlu kiranya diadakan penelitian lebih jauh tentang peranan TIK dalam menunjang pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Metode Project Based Learning (PBL) dalam Mata Diklat KKPI Pengintegrasian TIK dalam Beberapa Improvisasi KBM. Internet. Diakses tanggal 24 November 2008 pada http://endahgf.blogspot.com/2007/09/metode-project-based-learning-pbl-dalam.html.

Anonim. 2008. Peran Teknologi dalam Pendidikan. Internet. Diakses tanggal, 24 November 2008 pada http://www.bloggaul.com/yannugrohosaleh/readblog/82784/ peran-teknologi-dalam-pendidikan.

Daunsalam, 2008. Kerangka Dasar Penerapan Teknologi Informasi di Sekolah. Artikel (tidak diterbitkan).

Santyasa. 2008. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Bermuatan Peta Konsep dan Model Perubahan Konseptual serta Pengaruhnya terhadap Penalaran Siswa. Usulan Penelitian Hibah Penelitian Tim Pascasarjana (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Winisudarwati. 2008. Penerapan Teknologi Informasi di Sekolah melalui E-Liblary. Makalah (tidak diterbitkan). Disajikan dalam pelatihan jardiknas. Ciamis, Jawa Barat.